Scroll untuk baca artikel
Example 325x300
Example floating
Example floating
Example 728x250
BeritaBerita UtamaKabupaten KetapangTerbaru

Sekda Ketapang Himbau Masyarakat Jauhi Narkoba

49
×

Sekda Ketapang Himbau Masyarakat Jauhi Narkoba

Sebarkan artikel ini

Foto: Sekretaris Daerah (Sekda) Kabupaten Ketapang, Alexander Wilyo, S.STP.,M.Si

 

KETAPANG – Sekretaris Daerah (Sekda) Kabupaten Ketapang, Alexander Wilyo, S.STP.,M.Si mengajak seluruh tokoh agama, tokoh masyarakat, tokoh pemuda untuk membantu pemerintah mencegah penyalahgunaan narkoba di Ketapang yang semakin hari fenomenanya semakin mengkhawatirkan.

Hal tersebut disampaikan oleh sekda saat mewakili bupati menghadiri coffee morning dalam rangka 11 tahun tahbisan Uskup Mgr. Pius Riana Prapdi, bertema “Peran Tokoh Agama Dalam Menghadapi Bahaya Narkoba” pada Sabtu (14/10/2023) di Aula Keuskupan Ketapang.

Pada kesempatan itu, sekda memberi apresiasi dan ucapan terima kasih pada Uskup Pius yang telah menggagas Coffee Morning berkualitas pada 11 tahun penahbisannya sebagai uskup di Ketapang. Sekda mengajak semua elemen untuk bersama-sama memberantas dan meminimalisir peredaran narkoba di Ketapang.

“Kegiatan ini sangat membantu kita dalam rangka menjaga masyarakat kita, generasi penerus kita menjadi generasi yang tetap dapat diandalkan di masa mendatang,” ujar sekda

Sekda juga mengatakan bahwa tugas ini tidak hanya menjadi tanggung jawab pemerintah tetapi menjadi tanggung jawab kita semua, termasuk para tokoh-tokoh agama.

Sekda menilai, kegiatan yang diinisiasi oleh Bapa Uskup ini sangat pas dan relevansinya jelas. Beliau pun berharap kegiatan seperti ini tidak hanya dilaksanakan pada hari ini atau berhenti sampai di sini saja, akan tetapi berkelanjutan, baik oleh para kiyai, ulama maupun oleh para pendeta.

“Jadi, hari ini, kita sepakat bahwa narkoba adalah musuh kita bersama. Saya sendiri, setiap saya keliling-keliling selalu menyampaikan ini kepada semua pihak, termasuk tokoh agama, tokoh adat supaya membantu pemerintah untuk memerangi narkoba,” tegas sekda.

“Semua orang tahu bahwa penyalahgunaan narkotika ini tidak benar, tidak baik untuk kita semua dan untuk generasi penerus bangsa kita,” sambungnya

Untuk itu sekda berharap agar seluruh komponen masyarakat bahu membahu, menyamakan persepsi bahwa narkoba adalah musuh bersama.

Lebih lanjut, Sekda juga menitipkan pesan kepada seluruh tokoh agama agar menyampaikan hal ini pada setiap kegiatan keagamaan untuk membatasi ruang gerak penyalahgunaan narkotika di Kabupaten Ketapang.

“Pemerintah Kabupaten Ketapang sendiri sedang mengupayakan untuk membentuk Badan Narkotika Nasional Kabupaten Ketapang. Saya sendiri yang mengawal, mudah-mudahan BNN Kabupaten Ketapang nanti bisa terwujud,” pungkas sekda.

Hal Senada juga disampaikan Uskup Ketapang, Mgr. Pius Riana Prapdi mengatakan bahwa masalah narkoba di Ketapang sudah sangat memprihatinkan. Menurut Uskup Pius, narkoba itu jelas-jelas merusak sendi kehidupan umat beragama.

“Oleh karena itu, semua elemen masyarakat harus memberikan perhatian khusus terhadap kasus-kasus narkoba, terutama pada anak-anak, generasi muda,” ujarnya.

Di tempat yang sama, Brigjen Pol. Drs. Sumirat Dwiyanto, M.Si., Kepala BNN Provinsi Kalimantan Barat, dalam paparannya mengatakan, berdasarkan hasil survei BNN LIPI, pada tahun 2019, prevelensi (total kasus pada waktu tertentu) menunjukkan bahwa penyalahgunaan narkoba di Kalimantan Barat, sebanyak 33.552 orang (0, 80%) pernah pakai narkotika, dan sebanyak 16.776 orang (0, 40%) pernah pakai setahun terakhir.

Sedangkan di Ketapang, menurutnya mengacu pada hasil survei tahun 2019 tersebut, prevelensi adalah 3.480 orang pernah pakai narkoba dan 1.740 orang pernah pakai narkoba setahun terakhir.

“Prevelensi penyalahgunaan narkotika di Kabupaten Ketapang sendiri pada tahun 2019, sebanyak 3.480 orang pernah pakai narkotika, dan sebanyak 1.740 orang pernah pakai narkotika setahun terakhir,” paparnya.

Oleh karena itu, ia mengajak para tokoh agama untuk terlibat aktif dalam perang melawan narkotika, dengan fokus pada upaya-upaya pencegahan serta memberikan perhatian serius terhadap rehabilitasi, terutama bagi anak-anak yang putus asa karena dampak narkoba. (PRK/TOM)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *