Scroll untuk baca artikel
Example 325x300
Example floating
Example floating
Example 728x250
Terbaru

Sekda Ketapang Apresiasi Masyarakat Jungkal Yang Konsisten Lestarikan Tradisi

35
×

Sekda Ketapang Apresiasi Masyarakat Jungkal Yang Konsisten Lestarikan Tradisi

Sebarkan artikel ini

Ketapang – Sekretaris Daerah ( Sekda) Kabupaten Ketapang, Alexander Wilyo, S. STP., M. Si. menghadiri upacara adat Sapat Tahun Sisih Musim, di Desa Jungkal, Kecamatan Tumbang Titi, Jumat, (2/6/2023).

Upacara adat Sapat Tahun Sisih Musim merupakan upacara adat ungkapan syukur atas panen dan mohon berkat kepada Tuhan Yang Maha Kuasa (Duata perimbang alam bumi tanah arai) untuk tahun yang akan datang atau tahun depan.

Tak lupa, Sekda sampaikan apresiasi dan ucapan terima kasihnya pada seluruh panitia penyelenggara, masyarakat adat Desa Jungkal dan masyarakat adat Tumbang Titi. Sekda mengaku senang dan bangga lantaran adat Sapat masih menjadi tradisi dan tetap lestari di desa ini.

“Saya sebagai Sekda, mewakili Pemerintah Daerah Kabupaten Ketapang, dan juga tidak lepas baju saya sebagai Patih Jaga Pati Laman Sembilan Domong Sepuluh, menyampaikan terima kasih dan apresiasi kepada seluruh masyarakat adat Desa Jungkal, khususnya, dan kepada masyarakat adat Tumbang Titi, yang sudah melaksanakan upacara adat Sapat tahun ini.” Ucap Sekda.

Menurut Sekda, Sapat juga merupakan sebuah tradisi seperti tradisi lainnya yang harus tetap lestari agar masyarakat tetap memiliki jati diri, eksis dan berdaulat secara budaya.

Karena itu, Sekda juga meminta agar adat yang lain, seperti Jalan Jamban Titi Sejak Karosek Mula Tumbuh, Tanah Mula Menjadi juga tidak boleh ditinggalkan. Sebab menurut Beliau, dengan mempertahankan tradisi tersebut, masyarakat adat akan bisa berdaulat secara budaya.

Sebagai Patih Jaga Pati, Sekda mengaku, bahwa tujuannya hadir di acara Sapat Tahun Sisih Musim ini salah satunya juga ingin memastikan bahwa adat Jalan Jamban Titi Sejak Karosek Mula Tumbuh, Tanah Mula Menjadi masih tegak berdiri.

“Kalau itu kita tinggalkan, maka identitas kita akan hilang. Kalau identitas kita hilang, maka harga diri kita juga akan hilang,” ujar Sekda.

Beliau juga menunjukkan rasa haru dan bangganya pada masyarakat Desa Jungkal. Sebab, menurut Sekda, Walau dengan segala keterbatasan, walaupun jauh dari kota, jauh dari keramaian, jauh dari segala kemewahan, masih setia dengan warisan para orang tua, para leluhur. Untuk itu, Sekda berharap agar tradisi Sapat diagendakan lagi di tahun depan.

Seperti harapannya para domong, para Ketua DAD Kecamatan, Ketua DAD Kabupaten, Sekda juga berharap agar adat Jalan Jamban Titi tetap lestari dan menghimbau agar kita semua tetap selalu semangat.

“Kita jaga, kita rawat, kita lestarikan kepada anak-cucu kita sampai kapan pun. Karena adat ini adalah identitas. Budaya, adat, tradisi ini identitas kita. Ini adalah harga diri. Boleh kita tidak punya apa-apa, tetapi kita tidak boleh kehilangan harga diri, yang tidak ternilai dengan apapun. Salah satu caranya dengan tetap melaksanakan upacara adat Sapat Tahun, Tentobus, Bapalas Benua,” Seru Sekda.

Lanjut, “Dengan begitu, adat Jalan Jamban Titi Sejak Karosek Mula Tumbuh, Tanah Mula Menjadi masih dijunjung, masih dipelihara, masih ditegakkan.” Pungkas Sekda.

Turut hadir, Dinas Pariwisata dan Kebudayaan, Dinas PMPD, Sat Pol PP, Bag. Prokopim, Sekretaris DAD Kabupaten Ketapang, Wakil Ketua DAD Ketapang, Ketua DAD Tumbang Titi, Ketua DAD Jelai Hulu, Pastor Paroki Tumbang Titi, Camat Tumbang Titi, para Kades dan domong. (sh/*)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *