Foto: Pekerjaan Jembatan di wilayah Segedong-Peniti Luar Kabupaten Mempawah masih dalam pekerjaan
Sumber :(RL)
Mempawah– Proyek peningkatan Jalan dan Jembatan Segedong–Peniti Luar di Kabupaten Mempawah yang menelan anggaran APBN 2024 sebesar Rp16 miliar masih berjalan dengan lamban. Sejak dimulai, proyek yang dikerjakan oleh PT. Anugrah Putra Indotama ini belum menunjukkan perkembangan signifikan, sementara kondisi jalan masih berupa tanah tanpa lapisan aspal yang memadai.
Lebih mencurigakan lagi, papan informasi proyek yang seharusnya terpampang di lokasi kini raib. Padahal, papan tersebut merupakan bagian dari transparansi anggaran dan pertanggungjawaban kepada publik. Hilangnya informasi ini memicu spekulasi di tengah masyarakat: ada apa dengan proyek ini.
Saat awak media mendatangi lokasi proyek pada Sabtu (8/3/2025), aktivitas pengerjaan memang masih berlangsung. Sejumlah pekerja tampak sibuk, sementara alat berat ekskavator terus mengangkut material ke dalam truk mixer semen. Namun, tidak ada kejelasan mengenai progres proyek yang seharusnya sudah lebih jauh dari kondisi saat ini.
Jamaludin, pelaksana teknis lapangan, mengklaim bahwa proyek sempat terhenti akibat banjir. Namun, alasan tersebut tak menjawab pertanyaan utama: mengapa papan informasi proyek hilang? Apakah ada sesuatu yang sengaja disembunyikan dari publik?
Upaya konfirmasi kepada direktur PT. Anugrah Putra Indotama pun tak membuahkan hasil. Ketika dikonfirmasi melalui pesan WhatsApp, ia hanya memberikan jawaban singkat: “Maaf, bukan ranah saya, Bang. Coba konfirmasi ke PUPR-nya.”
Hingga berita ini diterbitkan, pihak Dinas Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) yang menjadi pemilik proyek juga belum memberikan keterangan resmi.
Kasus seperti ini bukan yang pertama terjadi dalam proyek infrastruktur di daerah. Hilangnya papan informasi proyek sering kali menjadi indikasi adanya ketidakterbukaan dalam pengelolaan anggaran. Padahal, sesuai regulasi, setiap proyek yang didanai oleh APBN atau APBD wajib memasang papan informasi yang mencantumkan nilai kontrak, nama kontraktor, serta jadwal pelaksanaan pekerjaan.
Ketidak terbukaan ini kerap berujung pada dugaan penyimpangan anggaran, pengerjaan yang asal-asalan, hingga proyek yang berlarut-larut tanpa pertanggungjawaban jelas. Masyarakat pun patut bertanya: apakah proyek ini benar-benar berjalan sesuai spesifikasi, atau hanya sekadar formalitas demi mencairkan anggaran?
Dengan anggaran sebesar Rp16 miliar, seharusnya pembangunan jalan dan jembatan Segedong–Peniti Luar bisa berjalan lancar dan selesai tepat waktu. Namun, tanpa kejelasan dari pihak terkait, proyek ini justru menambah daftar panjang pekerjaan infrastruktur yang terkesan berjalan di bawah radar.
Sementara itu Seorang masyarakat setempat yang enggan dipublikasikan namanya dan sering melalui melalui akses jalan tersebut menyatakan kekecewaannya terhadap lambannya pembangunan jembatan tersebut.
“Kami sudah lama menantikan selesainya jembatan ini, karena sangat dibutuhkan untuk memperlancar akses dan perekonomian masyarakat,” keluhnya.
Dirinya juga mendesak pemerintah untuk segera menyelesaikan proyek ini dan memberikan penjelasan yang transparan kepada masyarakat
Hingga kini, publik masih menunggu transparansi dan tanggung jawab dari pemerintah maupun kontraktor. Apakah ada yang disembunyikan di balik proyek ini? (TIM)